Minggu, 21 Maret 2010

Arsitektur Tropis

Pengertian Arsitektur Tropis

Dalam pengertiannya Arsitektur Tropis dapat diuraikan sebagai berikut :

Ø Arsitektur adalah lingkungan buatan yang mempunyai bermacam-macam kegunaan melindungi manusia dan kegiatan-kegiatan serta hak miliknya dari elemen-elemen seperti musuh dan kekuatan-kekuatan kodrati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman yang berpenduduk dalam dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan pada taraf sosial dan menunjukkan status.[1]

Ø Sedangkan tropis dapat didefenisikan sebagai daerah yang terletak diantara garis Isoterm 20° di sebelah bumi Utara dan Selatan.[2] Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia tropis adalah daerah disekitar Khatulistiwa daerah yang beriklim panas.[3]


Dari pengertian penggalan kata diatas maka pengertian Arsitektur Tropis adalah lingkungan buatan manusia sebagai tempat berlindung dan melaksanakan kegiatan yang dirancang dengan melakukan kompromi, penyesuaian atau pendekatan terhadap daerah khatulistiwa yang beriklim panas.

Contoh Aplikasi Bangunan Arsitektur Tropis di Indonesia

Bangunan yang terletak di Jl. Sudirman, Jakarta ini secara teknis bentuknya merupakan solusi dari problem iklim panas dan lembab. Bangunan ini menggunakan sistem cantilever untuk menghalangi sinar matahari langsung masuk ke dalam bangunan. Bentuk cantilever ini secara langsung mengambil konsep dari bentuk atap tradisional Indonesia, yaitu bentuk atap yang melebar membentuk permainan cahaya yang unik dan juga berfungsi unttuk menangkap angin. Bayangan inilah yang menjadi ide dasar permainan bentuk pada bangunan wisma Dharmala Sakti.

Pintu masuk utama bangunan melalui plaza terbuka dengan atap yang tinggi, dimaksudkan untuk memperoleh pencahayaan alami dengan pengolahan bentyuk atrium yang dibentuk oleh teras di lantai atasnya. Plaza ini menghubungkan ruang tamu ke beerbagai ruang yang mengolah permainan perbedaan ketinggian lantai dengan tangga yang di sisi kiri kanannya terdapat aliran air yang mengarah ke kolam kecil di lantai. Atrium terbuka ini di rancang untuk menciptakan suasana pedesaan, dengan kemudahan pencapaian dan kesan alamiah sebagaimana pada umumnya terdapat di pedesaan.

Walaupun terkesan pengerjaannya sulit dan mahal, tetapi hal ini dikompensasikan dengan daya pendingin udara yang lebih kecil, untuk menghindari sinar matahari secara langsung, sehingga biaya perawatan akan lebih murah.

Kesimpulan yang dapat diambil dari studi banding terhadap bangunan Wisma Dharmala Sakti Surabaya adalah :

  • Penggunaan kantilever dengan bentuk atap tradisional Indonesia untuk menghalangi sinar matahari langsung masuk kedalam bangunan selain untuk menangkap angin.

  • Plaza terbuka dengan atap yang tinggi pada pintu masuk utama bangunan untuk memperoleh pencahayaan alami.




[1] James C. Synder – Anthony J Catanese, Pengantar Arsitektur, Penerbit Erlangga, 1994.

[2] DR. Ing. Georg Lippsmeier, Bangunan Tropis, Edisi ke-2, Penerbit Erlangga, 1994, Hal 1.

[3] Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1995.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar