Minggu, 25 Juli 2010

Gelombang Dalam Cinta


Perjalanan cinta memang tidak semulus yang kita inginkan, kadang ada riak-riak kecil yang menggoda. Ibarat air dia akan beriak ketika melewati bebatuan. Ego datang tidak mengetuk pintu, dia tiba-tiba muncul dan mengalahkan cinta. Hanya kesabaran yang bisa menahan dia sehingga tidak menguasai hati. Marah, tersinggung itu wajar tetapi dendam hanya akan menyakiti diri sendiri. Terkadang mengalah tidak sepenuhnya berlaku ketika egonya terlalu. Untuk hal- hal yang prinsip diam memberikan pelajaran supaya ego tidak semena-mena. Namun jika memang salah maka mengakui kesalahan adalah sebuah keberanian dan kemenangan hati. Bersabar dan biarkan angin dingin meredam lahar kebencian, marah, dan ketersinggungan. Bersikap tenang seperti air dan biarkan fikiran mengalir ke hilir.

(veerzaalea_nOt SimPle WoMen)

Tentang Cinta dan Kebencian


Aku membayangkan sebentuk rasa yang dapat merubah dunia.
Sebentuk rasa yang bersandarkan ketulusan-ketulusan yang berasal dari hati yang terdalam, yang merupakan fitrah rasa bagi manusia.

Aku mengharapkan sebentuk rasa yang hakiki.
Kesungguhan yang berfondasikan pengertian pengertian yang terbentuk karena saling memahami memahami segala perbedaan yang terjadi.

Aku menantikan sebentuk rasa yang pasti.
Kepastian yang berasal dari keteguhan hati.
Keteguhan yang terbentuk karena keyakinan keyakinan yang bersandar kepada iman.

Aku merindukan sebentuk rasa yang tak terbatas oleh ruang, tak terkekang oleh waktu, tak terikat oleh usia, tak dapat diukur oleh materi, tak terdefinisi dengan angka.

Tapi, jika kau balas harapan dengan keputusasaan, apa bedanya kau dengan kebencian??

(veerzaalea_nOt SimPle WoMen)

Makna Air Mata Ini


Jangan keluhkan bulir-bulir air yang tumpah dari mataku ini, karena sungguh, aku tidak sedang mencari simpati. Jangan alihkan pandanganmu dari mata yang basah dengan luka ini, sungguh, ini bukan untuk membuatmu merasa bersalah. Jangan pula kau anggap linangan ini sebagai senjata, agar kau kemudian kau iba dan hanyut bersama deras alirannya.

Karena buliran bening ini terlalu berharga jika dianggap sebagai alat pencari simpati, alat pembuat rasa bersalah, senjata yang membuatmu untuk bertekuk lutut, atau pembuat iba. Air mata ini adalah obat pembasuh hati yang terluka. Air mata ini adalah ramuan, yang membuat cinta yang kusimpan baik-baik di sudut hati ini tak layu karena luka. Air mata ini adalah penyegar yang membuatnya tetap tumbuh dan merekah.

Maka selama air mata ini masih bisa tumpah, artinya cintamu masih terlalu bermakna untuk kubiarkan mati. Tapi hati-hati, karena bisa jadi, suatu hari nanti, ketika buliran ini telah terlalu lelah menampakkan diri, maka aku akan tiba-tiba pergi. Ya, suatu hari, saat cinta itu kau buat mati.

(veerzaalea_nOt SimPle WoMen)